TUGAS
1.
Apa
perbedaan kata majemuk dengan frasa beserta contohnya.
2.
Sebutkan
jenis-jenis kata ulang beserta contohnya.
3.
Apa
perbedaan kata ulang berimbuhan dan kata ulang sebagian.
4.
Apa
kontribusi anda terhadap bahasa Indonesia.
JAWAB:
1. Kata
majemuk adalah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya. Di samping
itu, ada juga kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu pokok kata
sebagai unsurnya.
Kata majemuk dalam bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri:
1.
Ketaktersisipan yang berarti di antara unsur-unsur kompositum tidak dapat
disisipi apa pun
2.
Gabungan itu membentuk suatu yang baru
3. Ketakterluasan yang berarti setiap unsur kompositum tidak dapat diimbuhkan kecuali sekaligus
4.
Ketakterbalikan yang berarti unsur kompositum tidak dapat dipertukarkan.
Contoh kata majemuk:
1. Sapu
tangan
2. Meja
makan
3. Rumah
sakit
Frasa adalah satuan
linguistik yang secara potensial merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang
tidak mempunyai ciri-ciri klausa (Cook, 1971: 91) atau tidak melampaui batas
subjek atau predikat dengan kata lain sifatnya tidak predikatif. Frasa adalah kelompok
kata yang merupakan bagian fungsional dari tuturan yang lebih panjang.
Frasa tidak boleh
mengandung predikat karena kelompok kata yang mengandung predikat akan
membentuk klausa, bahkan dapat membentuk kalimat. Yang dimaksud dengan predikat
adanya unsur perbuatan/tindakan atau sifat dari subjek.
Ciri-ciri frasa:
1.
Terdiri dari dua kata atau lebih yang
berhubungan dan membentuk satu kesatuan.
2.
Tidak bersifat predikatif
3.
Tidak berciri klausa
4.
Merupakan unsur pembentuk klausa
5.
Menempati salah satu unsur atau fungsi
dalam kalimat.
Sifat-sifat frasa:
1.
Frasa merupakan satuan gramatik yang
terdiri dai dua kata atau lebih.
2. Frasa merupakan satuan yang tidak
memiliki batas fungsi unsur klausa. Maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam
satu fungsi unsur klausa.
Contoh frasa:
1. Bahasa
Indonesia
2. Di
balik awan putih bersih
3. Sejumlah
persoalan yang pelik
Kata majemuk dibentuk oleh proses pemajemukan atau komposisi yang merupakan proses morfologis, sedangkan frasa dibentuk oleh proses sintaksis.
2. Jenis-jenis
kata ulang:
1.
Dwipurwa (kata ulang sebagian): Reduplikasi atas suku kata awal.
Vokal dari suku kata awal mengalami pelemahan dan bergeser ke posisi tengah
menjadi e pepet. Contoh: tetangga, leluhur, leluasa.
2.
Dwilingga (kata ulang utuh atau penuh): Reduplikasi atas seluruh
bentuk dasar (bisa kata dasar maupun kata berimbuhan). Contoh: rumah-rumah,
kejadian-kejadian.
3.
Dwilingga salin suara (berubah bunyi): Reduplikasi atas seluruh
bentuk dasar yang salah satunya mengalami perubahan suara pada suatu fonem atau
lebih. Contoh: gerak-gerik, sayur-mayur.
4.
Kata ulang berimbuhan: Reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik
pada lingga pertama maupun pada lingga kedua. Contoh: bermain-main,
tarik-menarik.
5. Kata ulang semu: Kata yang sebenarnya merupakan kata dasar dan
bukan hasil pengulangan atau reduplikasi. Contoh: laba-laba, ubur-ubur,
undur-undur, kupu-kupu, empek-empek.
3. Kata ulang sebagian merupakan perulangan kata yang dialami
oleh sebagian dari kata dasar, dengan kata lain perulangan kata hanya terjadi
pada suku awal kata dasar, seperti: Lelaki, Tetua, Seseorang.
Kata ulang berimbuhan adalah pengulangan
kata dengan mendapat imbuhan, baik pada lingga pertama maupun pada lingga
kedua. Contoh: bermain-main, tarik-menarik.
4. Apa kontribusi anda terhadap bahasa Indonesia.
![]() |
Membiasakan menggunakan Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran di kelas. |